Monday, July 11, 2011

Princess' Toilet Training

Hiyyaaaa... postingan kali ini emak emak banget!! hehehe udah kliatan dari judulnya kan?? :-p

So, Princess sekarang umurnya sudah 22 bulan atau 1 tahun 10 bulan. Sejak bayi saya membiasakannya memakai diapers *iya yang disposable diapers bukan yang bisa dicuci dan dipake ulang* Banyak alasan kenapa saya membiasakannya memakai diapers jenis ini. Alasan yang paling utama adalah menghindari kerepotan mengganti popok atau celana Princess setiap kali buang air sekaligus juga menghindari wewangian tak sedap yang berasal dari air yang dibuang buangnya itu hehehe... Tapi di usianya yang sudah hampir 2 tahun, ditambah sebentar lagi akan punya adik, saya dan Hubby merasa sudah waktunya Princess memulai toilet trainingnya.

Sebetulnya toilet trainingnya sudah dimulai sejak Princess berusia 10 bulan. Tapi sampai seminggu yang lalu toilet training itu HANYA berhasil membuatnya sadar kalo buang air besar a.k.a BAB a.k.a poop HARUS dilakukan di kamar mandi dan di atas kloset. Bukan sepenuhnya salah Princess, sih, karna saya memang tidak membiasakannya buang air kecil di kloset kamar mandi dan lebih memilih cara praktis memakaikannya disposable diapers yang tahan hingga lebih dari 5 kali basahan itu.

Setelah berdiskusi dengan Hubby dan Ibu, akhirnya saya memutuskan toilet training-nya Princess untuk buang air kecil di kloset kamar mandi harus segera dimulai. Kebetulan saya sekarang sedang liburan sekolah jadi selalu siap sedia di rumah, di manapun dan kapan pun Princess berada untuk mengajarinya toilet training. Then we started it last week.

Alhamdulillah, hanya dalam waktu 2 hari Princess sudah lancar toilet training. Setiap hasrat buang air itu dirasakannya, Princess pasti bilang *"poop!" ato "pee!"* sampai sekarang, hanya sesekali saja Princess ngompol di celana hehehe hanya kalau dia tidak kuat menahan hasrat buang airnya karena berada jauh dari kamar mandi.

Namanya juga emak emak, ya seneng banget lah anaknya sudah lancar ke toilet :p
Meski saya jadi bertanya tanya, sebetulnya ada usia tertentu gak sih buat seorang batita memulai toilet trainingnya?

Monday, July 4, 2011

Statusmu, Harimaumu

Tolong yang sudah tau ceritanya gak usah mesam mesem gak jelas kaya begitchuw.. :p

Well, lama gak posting di blog ini bukan berarti saya hilang dan gak bersinggungan dengan dunia maya. Saya masih tetap selalu hadir setiap hari di dunia maya, meski hanya sekedar update status atau ngomentarin status teman-teman yang lain di Facebook.

Bicara tentang Facebook, mungkin sebagian ada yang berkomentar, "hari gini masih pesbukan ajah??" Well, saya dan sahabat sahabat saya masih dan kami menikmati social media yang satu itu. Walaupun banyak yang terkisahkan negatif, kami tetap menyukai layanan social media itu *apalagi saya dan beberapa sahabat lagi keranjingan salah satu aplikasi game-nya. jadi makin semangat! heuheuh*

Dan bicara tentang status Facebook, saya baru aja mengalami hal yang negatif dengan status itu. Gak perlu dikisahkan detailnya lah, yang jelas saya sempat sedikit bersitegang *atau mungkin saya aja yang termakan emosi jiwa* dengan salah seorang kawan di Facebook. Kawan ini mengunggah sebuah status yang cukup bikin otak dan hati saya panas. Saya berusaha untuk tenang dan mengomentari status itu dengan sebuah teguran kecil. Sejujurnya, butuh waktu dua hari untuk membuat emosi saya redam dan kembali dapat menikmati indahnya hidup ini tanpa memikirkan kata kata yang ditulisnya dalam status tersebut.

Pengalaman ini sungguh sebuah pelajaran yang berharga bagi saya. Saat saya menceritakan kisah membosankan ini pada salah seorang sahabat saya, ia hanya berkata,
Udah gak usah terlalu dipikirin, anggap aja kejadian ini bagian dari proses belajar. Belajar diam dari banyaknya bicara. Belajar sabar dari sebuah kemarahan. Belajar ikhlas dari suatu kepedihan. Belajar takwa dari suatu kekufuran. Belajar tawakal dari suatu ujian. Belajar ridha dari suatu ketentuan. 
Benar juga apa yang dikatakannya. Banyak pelajaran yang dapat saya petik dari kejadian ini. Pelajaran yang paling utama adalah untuk tidak menulis sesuatu yang dapat menyinggung hati dan perasaan orang lain di suatu social media karena itu sangat amat tidak penting dan tidak pantas.

Social media memang diciptakan agar kita dapat terus terkoneksi dengan kawan kawan yang jauh di mata dekat di hati *haiiyyaahh* tapi ia tidaklah diciptakan untuk saling menghujat satu sama lain. Seringkali saya melihat status status yang menghujat kawannya sendiri. Terus terang, saya jengah membacanya. Dulu, saya pernah *bahkan sering* membuat status dan postingan yang menghujat. Tapi saya tersadarkan oleh perkataan seorang sahabat,
Dunia maya bukanlah ruang pribadi. Banyak hal yang sebaiknya disimpan rapat dan tak perlu dituangkan ke dunia maya. Dunia maya adalah sebuah tempat yang bisa menusukmu kembali dari belakang hanya dengan menekan tombol klik. Kalau ingin menumpahkan segala unek unek yang bersifat sangat pribadi, carilah seseorang yang nyata dan berwujud serta dapat dipercaya. Jangan pernah percaya pada dunia maya karena diam diam ia hanya akan membunuhmu melalui unek unek mu itu.
PS. Jeng Tyka, I'm back on blogosphere once again now. Really sorry belum sempat sms :D