Surat Untuk Ibu

Dear Ibu,

Masih ingat nggak dengan percakapan kita dulu?

+ Bu, kenapa, sih, Teteh nggak boleh manggil Ibu "Mama"? Padahal semua teman Teteh manggil ibunya "Mama".

- Kita 'kan orang Indonesia. Kalo orang Indonesia itu manggil ibunya, ya, "Ibu. Bukan "Mama".

+ Tapi teman2 Teteh juga orang Indonesia. Mereka manggil ibunya "Mama".

- Ya, biar aja. Itu 'kan hak mereka mau manggil Ibunya dengan sebutan "Ibu" atau "Mama". Kalo Ibu, sih, lebih suka dipanggil "Ibu" daripada "Mama". Kedengarannya lebih sederhana dan Indonesia. Kalo "Mama" kesannya Ibu orang kaya yang punya banyak uang, padahal uang Ibu 'kan nggak sebanyak itu.

Dulu Teteh nggak ngerti apa yang dimaksud oleh Ibu dengan kalimat sepanjang itu. Teteh kadang suka curi-curi manggil Ibu dengan sebutan "Mama" kalo di depan teman-teman Teteh. Naif, ya. Tapi sekarang Teteh justru lebih suka manggil Ibu dengan sebutan "Ibu", bukan "Mama". Benar kata Ibu, "Ibu" terdengar lebih sederhana dan Indonesia ketimbang "Mama". Dan kita berdua adalah orang yang sederhana dan Indonesia. *narsis dikit gapapa dunkz Bu*

Bu, Teteh juga mau minta maaf sama Ibu. Selama ini pasti banyak sikap dan perkataan Teteh yang bikin Ibu sakit hati. Maafin Teteh, ya, Bu. Teteh dah banyak berdosa sama Ibu.

Oya, Ibu inget nggak? Dulu, waktu Teteh mulai belajar shalat atas kesadaran sendiri. Hehe... Teteh shalat tanpa berwudhu dengan kaki yang belepotan tanah karena baru pulang main. Hehe... Tapi Ibu nggak berusaha batalin shalat Teteh. Padahal, setelah Teteh tahu adab shalat yang bener, Teteh jadi nyesel dan berharap waktu itu Ibu narik dan mbatalin shalat Teteh. Tapi waktu Teteh tanya kenapa Ibu nggak batalin, jawab Ibu

- Nggak apa-apa. Allah tahu, kok, kalo Teteh belum tahu adab shalat yang benar. Ibu 'kan juga belum ngasih tahu Teteh adabnya seperti apa. Selama ini Ibu cuman ngajak Teteh doang dan teteh ngikutin yang Ibu lakukan. Mungkin tadi Teteh lupa sama apa yang biasa kita lakukan sebelum shalat. Berwudhu dan bersihkan tubuh dulu, baru, deh, shalat.

Setelah itu Teteh nggak marah lagi sama Ibu karena nggak ngebatalin shalat Teteh. Malah berterima kasih, karena akhirnya Ibu ngasih tahu adab shalat yang bener.

Karena dari dulu kita selalu bersama, kenangan yang tersimpan di hati Teteh nggak cuma itu doang. Banyak hal-hal buruk yang Teteh lakukan justru berujung maaf oleh Ibu tanpa Teteh harus meminta dan memohon. Tentu saja, hal-hal menyenangkan yang kita lakukan sama-sama juga nggak kalah banyaknya. Ibu baik banget, yah! *ngerayu gombal*

Bu, Teteh tahu Ibu sedang berharap sesuatu kepada Teteh dan masa depan Teteh. Mohon maaf Teteh belum bisa mewujudkannya buat Ibu. Teteh janji suatu hari nanti, sebelum Ibu pergi dari sisi Teteh, Teteh akan wujudkan harapan Ibu. Tapi Ibu memang nggak akan kemana-mana 'kan?

I Love You, Ibu...
Happy Mother's Day....
Wish God will give you the best for the rest of your life...
Wish God will always give you what you hope to be...
Wish you will always love us [me, tenyom, and Ayah] till the end of the world and forever...
Once again...
Happy Mother's Day....


Your beloved daughter,
--- Kana ---

*the pic is from here