Friday, March 2, 2007

Mencintai Gentong Selama Hayat Masih di Kandung Badan

Seorang teman pernah bertanya, "apa yang membuatmu memilih untuk bersamanya?"
Butuh waktu lama untuk saya menjawab pertanyaan itu. Bukan karena saya menyesali kebersamaan itu. Tetapi karena saya tidak pernah memikirkan pertanyaan itu sebelumnya.

Saat saya memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman dengan Gentong, saya tengah menghadapi beragam permasalahan dengan seorang sahabat. Saat itu, saya berpikir untuk menemukan sebuah tempat agar saya bisa bersandar saat saya dirundung segala keputus asaan dari beragam permasalahan itu. Dan saat itulah saya bertemu dengan Gentong hingga akhirnya memutuskan untuk menjadikannya sandaran hati saya yang tengah lelah.

Tak pernah ada kata cinta yang terlintas di benak saya kala itu. Hanya sebuah sandaran yang saya butuhkan. Tapi, layaknya pepatah Jawa yang mengatakan "witting tresno jalaran soko kulino" *betul tidak yah penulisannya?* saya mulai merasakan benih-benih itu muncul dan memenuhi hati saya.

Saya pernah membaca sebuah buku. Di dalamnya terdapat sebuah pertanyaan yang sama dengan yang diajukan teman saya, "apa yang membuatmu memilih untuk bersama dengan pasanganmu?" Tentu akan ada banyak orang yang menjawab, karena ia pintar; karena ia tampan/cantik; karena ia baik; karena ia romantis; karena ia banyak menghujani saya dengan puisi dan bunga serta coklat; bahkan mungkin ada yang menjawab dengan alasan karena dia kaya...

Tapi pernahkah terpikir, bagaimana seandainya, ia tiba-tiba bodoh; ia tiba-tiba tertabrak truk hingga wajahnya rusak berat; ia tiba-tiba menjadi jahat; ia tiba-tiba tidak lagi romantis; ia berhenti menghujanimu dengan puisi dan bunga serta coklat; atau bahkan ia tiba-tiba jatuh miskin.

Penjabaran ini membuat saya tertegun. Karena saya tidak tahu alasan apa sebenarnya yang membuat saya bertahan bersama Gentong. Saya membutuhkan sandaran ketika itu. Tetapi kini masalah itu telah selesai. Dan saya masih bersamanya. Masih memujanya. Masih berharap dinikahinya. Masih berharap bisa melahirkan dan membesarkan anak-anaknya.

Kemudian buku itu mengatakan, adalah sebuah komitmen yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan sebuah hubungan.

Jika keteguhan seseorang pada komitmennya dalam menjalani sebuah hubungan antar manusia berlainan jenis kelamin lemah, maka hubungan yang dijalaninya tidak akan bertahan lama. Dan sebaliknya, jika keteguhannya pada komitmen itu kuat niscaya langgenglah hubungan itu.

Apakah keteguhan kami pada komitmen yang telah kami tetapkan bersama yang menyatakan untuk saling mencintai satu sama lain selama hayat masih dikandung badan itu cukup kuat sehingga bisa membuat kami mempertahankan hubungan ini? Mungkin saja. Saya pribadi mempercayai komitmen itu dan berusaha bertahan pada komitmen tersebut. Komitmen bahwa saya mencintai Gentong selama hayat masih dikandung badan. Otherwise, only God can separate us whatever it takes.

buat mata, ini postingan requestnya. maaf kalau tidak surealis. saya ga ngerti dengan surealisme.
buat menik dan om bebek, saya tunggu sore ini di D'Jons. ayo, siapa yang mau ikut kopdaran? kita ketemu di D'Jons jam setengah 6 sore ini di sana, ya! Happy Weekend!

7 comments:

me said...

hm, saya bersama dia lantaran saya INGIN bersama dia..

so the question is,
apakah sebuah KEINGINAN sudah cukup untuk dijadikan fondasi dari sebuah KOMITMEN dalam berhubungan?
*wink*

met wiken jeng..
have a nice wiken..
met kopdaran juga :)

Anonymous said...

request mata?
komitmen? boleh juga tuh...tapi jika keinginan tak cukup kuat tuk menjaga komitmen ituh?

hepi wiken!

dezz said...

yakin niih
gentong forever :D

so, pegang teguh deh komitmennya

Anonymous said...

gitu ya na,....
emm emmm....
kenapa kok mata jadi bertanya kearah sebaliknya...

"apakah gentong mencintaimu selama hayat masih dikandung badan ?"

sebaiknya kusuruh nulis juga dia tentang judul diatas :)

tetep bahagia yah...

Anonymous said...

"Penjabaran ini membuat saya tertegun. Karena saya tidak tahu alasan apa sebenarnya yang membuat saya bertahan bersama Gentong. Saya membutuhkan sandaran ketika itu. Tetapi kini masalah itu telah selesai. Dan saya masih bersamanya. Masih memujanya. Masih berharap dinikahinya. Masih berharap bisa melahirkan dan membesarkan anak-anaknya"

alasan yang sama yang membuat gw bertahan sama dia na, walopun sering di'sakiti'.. hahaha..cheer up! ^_^

Anonymous said...

witing tresno, t-nya cuma satu hehehe... (sekalian lah, mumpung formula bahasa masih anget di kepala) ^^
dan, all the best yaa. yang penting bahagia setiap hari, sepanjang masa ;)

Unknown said...

@eva: cukup. karena saat kita menginginkan sesuatu pasti akan berusaha mendapatkannya sesulit apapun jalan yang harus ditempuh
@crushdew: maka sebetulnya ia tidak menginginkannya :)
@dezztya: insya Allah, do'ain ya, dezz :)
@mata: :)) iya, ya, ta! si Gentong mencintaiku gak yah? :))
@mnx: sabar ya jeng, he will come to you if he's the one for you! :)
@rhomayda: oh, gitu ya? nanti tak genti. thx ya atas pemberitahuannya :D