Wednesday, September 3, 2008

Kasih Tak Sampai

Kasih Tak Sampai
Artist : Padi

Indah.. Terasa indah..
Bila kita terbuai dalam alunan cinta..
Sedapat mungkin terciptakan rasa..
Keinginan saling memiliki

Namun bila, Itu semua dapat terwujud
Dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang..
Menyatukan perasaan....

Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini,
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua... Berdua..

Sudah.. Lambat sudah...
Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini

Menjadi saksi kita berdua

duh, saya bisa ter mehe-mehe najis kalo udah denger lagu ini. padahal bukan salah satu lagu favorit saya juga. malah cenderung saya hindari. tapi gak mungkin kayaknya, ya? :p

kenapa saya hindari? karena lagu ini mengingatkan saya pada sang mantan pacar, Mr. X! *oke, terlalu didramatisir* tapi betulan lho, saya selalu teringat kepadanya setiap kali saya mendengar lagu ini.

saya juga gak ngerti kenapa saya bisa ingat sama Mr. X kalo saya mendengar bahkan sekedar intro lagu ini. mungkin karena saat itu Mr. X lagi suka banget sama grup band yang mempopulerkan lagu ini. atau mungkin karena perasaan bersalah saya kepadanya, karena telah mengakhiri hubungan yang ketika itu sedang manis-manisnya *tapi karena saya takut dengan komitmen -yang diperkuat dengan bukti cincin yang hendak dia berikan pada saya di hari itu- saya memutuskan untuk segera mengakhiri hubungan itu*

apapun alasannya, saat kita berhubungan (baca: pacaran) dengan seseorang yang kita tahu dia sangat menyayangi kita dan kita *oke, saya* mengakhiri hubungan itu hanya karena takut akan komitmen, pasti akan merasakan rasa bersalah meski hanya sedikit. dan itulah yang terjadi. saya merasa sangat bersalah pada Mr. X karena sudah memecatnya dari status pacar dan mengembalikannya ke status teman.

bagi saya, Mr. X adalah seseorang yang sangat baik. setelah putus, kami bertemu kembali di kampus karena gedung kuliah kami hampir bersebelahan *beda fakultas, satu universitas* dia selalu menyapa saya setiap kali kami berpapasan. padahal saya, setiap kali melihat dia, selalu kena serangan jantung mendadak dan berusaha menghindarinya. setelah putus, saya berulang tahun yang ke 17 *jangan heran karena saya memang mencuri start di awal masuk sekolah. umur lima tahun kurang 4 bulan saya sudah nangkring di kelas satu dan di akhir tahun ajaran saya jadi ranking satu. NARSIS!!!* dia mau hadir dan mengucapkan selamat meski undangannya saya titip lewat telepon kepada salah seorang teman kami.

dan yang paling bikin hati saya setengah merasa bersalah dan setengah merasa bahagia adalah saat Mr. X mau hadir di resepsi pernikahan saya meski undangannya hanya saya kirim via sms. *saya gak tahu alamat email ataupun rumah dan kantornya* kenapa hati saya setengahnya lagi merasa bahagia? karena dia datang bersama seorang perempuan yang diperkenalkannya sebagai "calon istrinya"

dan itu dengan sukses mengikis rasa bersalah saya hingga setengahnya! saya sangat bahagia mendengarnya. dan sangat berharap bahwa mereka akan lancar menuju ke pelaminan dan hidup bahagia berdua hingga maut memisahkan mereka berdua. Can hardly wait for the invitation, lho, Pak!!! :-D

2 comments:

Juminten said...

huwaaaa... mengharukan sekali, mbak.
eh, masa seh juragan mutusin dia cm gara2 takut berkomitmen?
eh, tp klo ngeliat dr usia saat itu seh mungkin aja. hehehe... :P
btw, aku benci bgt lagu itu.
ga tau, ga suka aja.
liriknya terlalu menye2.

Unknown said...

waktu itu ya lagu itu yang ngetren di antara teman2 kita. yah secara masi bau kencur n baru mau mulai masuk kuliah... kalo punya pacar rasanya gmana gt.. :p