Cewe1: Yeiy, namanya juga naek kereta!
Cewe2: Iya, kalo naek kereta ya keik gini!
Cowo: Naek ambulance aja, bu! *tepat di depan telinga saya*
Saya: Berisik!
Cowo: NAEK AMBULANCE! *tepat di belakang saya*
[saya pun berbalik]
Saya: BERISIK!
Cowo: Apaan sih?!
Saya: Elo tuh! Tereak di telinga gue! Mending suara lo merdu! BRENGSEK! *tepat di depan wajahnya*
[berbalik dan pergi ke arah angkot2 yang sudah menunggu]
Cowo: [ga tau, mungkin dalam hatinya dy bilang "WTF?!"]
Yah, saya memang tipikal orang yang mudah panas alias beremosi tinggi. Apalagi saat berada dalam tekanan seperti saat ini. Tekanan ditinggal orangtua pulang kampung, tekanan pekerjaan, tekanan hubungan antar manusia, dan tekanan lain-lain!
Sadar atau tidak, saat seorang individu berada dalam tekanan, maka ia akan mudah marah atau justru menjadi cengeng. Yah, itu adalah bentuk katarsis yang dipilihnya. Dan saya memilih untuk marah dan terlihat garang di depan orang kemudian menangis tersedu2 saat saya sedang sendiri sebagai katarsis.
Lelah! Saya lelah! Padahal liburan weekend baru saja selesai. Seandainya saya sudah dapat jatah cuti... T_TThe term catharsis has been used for centuries as a medical term meaning a "purging." Most commonly in a medical context, it euphemistically refers to a purging of the bowels. A drug, herb, or other agent administered as a strong laxative is termed a cathartic.
The term catharsis has also been adopted by modern psychotherapy, particularly Freudian psychoanalysis, to describe the act of expressing deep emotions often associated with events in the individual's past which have never before been adequately expressed. Catharsis is also an emotional release associated with talking about the underlying causes of a problem (it was first mentioned by Aristotle: catharsis associated with audience watching tragic plays)
Source: Wikipedia
Hari ini saya juga mati rasa!